 |
| Keterangan gambar: Oknum lsm tak punya otak koar-koar di tik tok. |
Jatim, MCE - Kembali Bangun Purnomo Pengurus Komisi Nasional Pendidikan (Komnasdik) Jatim sikapi pernyataan oknum lsm kentir bin gemblung yang beredar di tik tok seperti gambar yang kami ss melalui android yang cukup meresahkan dunia pendidikan di Jatim khususnya kabupaten Tuban. Selasa (7/11/2023).
Dikatakan oleh Bangun Purnomo penggalangan dana partisipasi masyarakat (parmasy) oleh Komite Sekolah itu bukan ilegal karena sesuai dengan Permendikbud No 75 Tahun 2016 dan Pergub No 8 Tahun 2023 tentang Komite Sekolah.
Dia juga menghimbau kepada masyarakat untuk hati-hati tidak terprovokasi oleh hal semacam itu seolah-olah dia paling berkuasa memerintahkan dengan seenaknya kepada Gubernur dan pihak-pihak terkait lainnya.
Seharusnya dia bercermin apakah sebagai oknum lsm dia sudah pantas di atas panggung mengatakan melalui tik tok kentir, gemblung padahal seharusnya dia sebagai lsm itu berpendidikan.
Sudah saya katakan berkali-kali 'tistas' sekolah gratis berkualitas adalah bersifat politis saja, "mana ada gratis berkualitas". Sementara bantuan dana pendidikan BOS dan BPOPP adalah bantuan minimal. Untuk itu diperlukan peran serta Komite Sekolah.
Padahal dalam rapat pleno Komite Sekolah dan Wali Murid sudah ada kesepakatan dan bagi yang tidak mampu hingga gratis bisa mengajukan ke Komite Sekolah. Bagi yang mampu sumbangan itu bersifat sukarela ada yang menyumbang 10, 15, 20, 25, 30, 50, 100 persen dari nominal yang disepakati dan bisa diangsur. Bila suatu saat ada perubahan ekonomi bisa langsung datang ke sekolah mengajukan keringanan lagi tentunya dilengkapi surat keterangan tidak mampu (SKTM) dari Desanya setempat. Jadi tidak perlu ada istilah wali murid menangis tak mampu bayar sekolah. Komnasdik siap advokasi pendampingan kepada wali murid yang takut datang ke sekolah secara gratis.
Sekali lagi saya tegaskan untuk para Kepala Sekolah (KS) agar tidak menanggapi dan tetap fokus mencerdaskan anak bangsa. Kami Komnasdik akan berada di garda terdepan untuk membantu advokasi sekolah di Jatim menghadapi oknum-oknum yang tak punya otak seperti itu. (red).
