Lamongan, MCE -:Pembangunan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Brondong terkesan dipaksakan oleh pemerintah daerah kabupaten Lamongan. Karena pembebasan lokasi tanah masih terjadi sengketa dan diduga belum selesai. Misalnya dengan perhutani dan penghuni warung yang dekat lokasi proyek.Padahal anggaran pembangunannya menelan puluhan miliar rupiah.
"Sebenarnya lokasinya bukan di sini pak, tapi di sana dekat jembatan besar itu(sambil menunjuk ke barat), tapi sekarang kok malah pindah di sini " demikian seorang warga mengatakan.
Dugaan tersebut diperkuat ketika beberapa awak media meliput di lokasi proyek pembangunan. Bahkan pembangunan RSUD Brondong yang berlokasi di Desa Sedayulawas, Kecamatan Brondong, Kabupaten Lamongan, Jawa Timur melalui pihak pelaksana melarang jurnalis untuk meliput.
Seperti diketahui bahwa Pembangunan RSUD Brondong dimenangkan PT. HARIZ TIGA PUTRA dan PT. MITRA GALA NUSANTARA KSO.
Beberapa awak media termasuk wartawan MCE melakukan tugas liputan, terkait proyek puluhan miliar tersebut, namun pihak keamanan menanyakan indentitas KTA ke wartawan, setelah itu datang empat orang pelaksana proyek, diantaranya salah satunya bernama Totok.
Saat dikonfirmasi Totok menyampaikan, pihaknya meminta maaf karena atas perintah dari Dinas Kesehatan Kabupaten Lamongan, dirinya tidak diperbolehkan memberikan informasi kepada wartawan juga melarang mengambil gambar pekerjaan kontruksi.
“Mohon maaf saya tidak berani memberikan jawaban terkait kegiatan ini, juga tidak boleh ambil gambar, ini perintah dari Dinkes Kabupaten Lamongan bagian PPK bapak Wasi’an,” kata Totok kepada awak media pada hari Kamis (24/08/2024) sekitar pukul 16.55 WIB.
Di waktu yang berbeda, salah satu awak media mencoba menghubungi PPK yaitu Wasi’an dari Dinkes Kabupaten Lamongan. Melalui pesan singkat WhatsApp pada hari Senin (28/08) menanyakan terkait kebenaran melarang meliput proyek pembangunan RSUD Brondong pihaknya tidak memberikan jawaban.
(S_gnk)
