Keterangan gambar: Hidayat menjadi koordinator dalam kelompok 4 mempresentasikan bagaimana mengimplementasikan sekolah yang menyenangkan. |
TUBAN, corruptionexpose.com - Sebelumnya pada edisi kedua redaksi media ini mengangkat SMAN 1 Senori (Es Em An Nor) dengan dengan tema 'SMAN 1 Senori dalam Kiat Model Rukuk - Sujud menuju Pendidikan yang Bermutu' oleh Waka Humas, Waka Kurikulum dan Kepala Sekolah. Maka pada edisi ketiga kali ini akan mengangkat kegiatan Kepala Tata Usaha (Katas) dan Ekstrakurikuler (Eskul) Es Em An Nor dengan tema “Menggali Sumber Daya menuju Ekosistem Sekolah yang Menyenangkan & Budaya Kerja yang positip dalam Pelayanan Prima Tata Usaha SMAN 1 Senori, " untuk mengurangi kesenjangan kompetensi yang ada atau untuk mengoptimalkan kelebihan yang dimiliki para staf dalam rangka pelayanan prima. Minggu (17/10/2021).
Katas Es Em An Nor Moh. Fudin Arif, S.Pd,MMPd ke awak media menyampaikan rencana pengembangan yang dilaksanakan tahun ini berupa pengembangan program unggulan, lahir dari sebuah keinginan untuk memiliki sekolah yang mampu bersaing, berprestasi di tingkat nasional dan internasional dalam penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi yang ditunjukan oleh akhlakul karimah. Pada dasarnya sekolah unggulan merupakan sekolah yang memiliki kelebihan (unggul) di bidang tertentu baik bidang administrasi, akademis, bahasa, agama dan keterampilan lainnya (skill life) maka jika dalam sebuah lembaga memiliki sebuah kelebihan salah satu saja di bidang pembelajaran atau keterampilan sudah biasa disebut sekolah unggulan.
" Biodata Moh. Fudin Arif, S.Pd., M.M.Pd NIP. 19690318 199401 1 003 menjadi Katas sejak dilantik tanggal 4 Januari 2017, Alumnus S-2 Magister Manajemen Pendidikan Universitas Putra Bangsa Surabaya mempunyai kompetensi manajerial asessment kompetensi jabatan pengawas (katas ) yang baik di Pemerintah Provinsi JawaTimur, indeks kompetensi 84,21 % dan merupakan satu satunya Katas di UPT Satuan Pendidikan Provinsi JawaTimur yang golongan dan pangkatnya tertinggi mencapai IV/a di Jawa Timur." Ungkapnya ke awak media.
Lebih lanjut. M Fudin Arif memiliki kemampuan yang menonjol dalam melakukan analisa pemecahan masalah. Ia mampu mengidentifikasi penyebab permasalahan dan memperkirakan dampak negatifnya terhadap organisasi. Selain itu ia telah mampu menyusun rencana operasional yang cukup detail dan teknis dalam upayanya untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi. Ia juga mampu menyampaikan pendapatnya dalam bahasa lisan dan tertulis yang sistematis serta komprehensif menggambarkan situasi secara tepat. Secara personal, ia merupakan pribadi yang memiliki komitmen yang kuat terhadap pekerjaan serta kepercayaan diri yang tinggi. Ia memiliki keyakinan diri yang tinggi dalam mengambil keputusan secara mandiri mengenai hal hal yang harus dilakukan dalam pencapaian tujuan. Memiliki kompetensi yang dibutuhkan pada Level Jabatan Pengawas dan jabatan saat ini belum sesuai dengan kompetensi bidang yang dimiliki. Dapat dipertimbangkan untuk ditempatkan pada jabatan yang memerlukan kemampuan bidang Pendidikan dan Manajemen Sumber Daya Manusia (SDM).
Optimilisasi Tenaga administrasi sekolah memiliki kompetensi yang seperti diamanatkan dalam Peraturan Menteri Nomor 24 Tahun 2008, maka tenaga administrasi tersebut diharapkan bisa mengatasi segala faktor yang bisa menyebabkan rendahnya efektivitas manajemen administrasi di sekolah.
Keterangan gambar: Kepala Sekolah, Hidayat bersama M. Rizal Nur, Ph.D (motivator). |
Menurut Kepala sekolah Es Em An Nori HIDAYAT R, tenaga administrasi diharapkan mampu melaksanakan fungsi- fungsi manajemen sehingga kegiatan administrasi sekolah dapat mendukung proses pendidikan di sekolah. Kompetensi Katas menjadi kunci utama dalam kegiatan administrasi sekolah yang efektif dan efisien. Alhamdulillah realitanya, kompetensi Katas sudah menjadi perhatian utama sehingga manajemen admnistrasi sekolah dapat mendukung pelaksanaan pendidikan.
Secara umum kondisi SMAN 1 Senori kualifikasi dan kompetensi SDM di sekolah pada saat ini sudah seluruhnya memenuhi persyaratan minimal ketentuan yang telah ditetapkan. Pemenuhan standar kualifikasi dan standar kompetensi yang difasilitasi oleh Katas dan Penyelenggara sekolah.
Kompetensi Katas yang satu ini, mantan Guru Fisika baik di tingkat SMP / SMA telah melaksanakan kewenangan dan kecakapan atau kemampuan Katas dalam melaksanakan tugas manajemen melalui kegiatan kegiatan pengembangan kariernya melaksanakan Budaya kerja yang positip (intropeksi diri dalam pengembangan karier) di lingkungan Es Em An Nor.
Program Unggulan adminstrasi sekolah dengan program khusus yang menjadi ciri sekolah SMAN 1 SENORI Budaya Kerja yang positip dalam Pelayanan Prima Tata Usaha SMAN 1 Senori
Dalam keterangan pers ke awak media, Waka Kurikulum Es Em An Nor Ari Fitriawati, S.Pd melaporkan bahwa Es Em An Nor satu-satunya sekolah menengah atas negeri di Kecamatan Senori, dengan segudang prestasi. Tidak hanya muridnya, guru-gurunya pun tidak mau kalah. Pada ajang Seleksi PPPK Tahap 1 ini sebanyak delapan guru GTT Es Em An Nor yang lolos. Jumlah yang cukup wah jika dibandingkan dengan sekolah-sekolah di sekitarnya. Setelah mengabdi kurang lebih sepuluh tahun para GTT ini siap untuk menjadi ASN yang berkualitas. Menjadi ASN yang berorientasi pada pelayanan, integritas, komitmen, disiplin, kerja sama dan memiliki jiwa kepemimpinan yang tinggi sebagaiman tercantum dalam kriteria kinerja ASN berkualitas. Berikut daftar GTT yang lolos seleksi PPPK:
Salah satu guru GTT Es Em An Nor adalah Priyo Teguh Kusminto, M.Pd, biasa disapa Pak Priyo. Lulusan Program Pasca Sarjana Universitas Negeri Surabaya ini beranggapan bahwa salah satu dasar untuk memajukan Es Em An Nor adalah dengan pertama kali membentuk karakter siswa. Pak Priyo bercita-cita agar siswa-siswi menjadi manusia yang berakhlak mulia dan memiliki segudang prestasi agar bisa bermanfaat bagi keluarga dan lingkungan.
“Dalam membentuk karakter siswa di sini saya sebagai guru harus benar-benar bekerja secara profesional dalam membimbing dan mengajari siswa-siswi saya di sekolah, karena saya merasa bertanggung jawab dalam membentuk karakter yang baik bagi siswa, intinya komitmen saya adalah bekerja sebagai guru secara profesional karena sudah menjadi pekerjaan dan tanggung jawab saya, karena kalau sudah bekerja secara profesional dan bertanggung jawab insyaallah karakter siswa akan terbentuk dengan sendirinya dengan kita memberikan contoh dan nasihat nasihat yang baik bagi mereka semua,” ujar guru penjas ini.
Hal yang senada pun diungkapkan oleh Winarsih S.T, guru kimia Es Em An Nor, “Salah satu strategi menumbuhkan komitmen yang saya lakukan dalam membentuk karakter siswa adalah saya terlebih dahulu memulai dari diri saya sendiri maksudnya disini adalah saya harus menyadari tugas dan fungsi saya sebagai guru untuk mendidik siswa saya di sekolah supaya menjadi insan atau manusia yang jauh lebih baik. Untuk mewujudkan atau membentuk karakter siswa maka saya harus bekerja secara professional sebagai guru dan memberikan layanan yang terbaik kepada semua siswa-siswi tanpa harus membedakan siswa yang satu dengan yang lainnya. Selain bekerja secara professional saya juga harus berpegangan teguh pada visi, misi dan tujuan dari sekolah karena dengan berpegangan pada visi dan misi sekolah maka saya bisa mengukur sejauh mana keberhasilan sebagai guru dalam mendidik siswa saya disekolah baik dalam menguasai pelajaran dan bagaimana karakter atau akhlak mereka disekolah.”
Tidak mau kalah, Bu Elwi (sapaan Elwi Wiadah S.Sos.I) yang juga lolos seleksi PPPK tahap I ini pun menambahkan, “Salah satu yang sangat menunjang berjalannya proses pembelajaran adalah penerapan kedisiplinan baik oleh guru maupun siswa. Dari permasalahan ini lah yang membuat saya berkomitmen untuk bisa lebih disiplin dimulai dari diri sendiri sebelum memberi arahan kepada seluruh siswa. Karena di kondisi zaman saat ini siswa cenderung menuntut contoh langsung dari penerapan para pendidik dalam kehidupan sehari-hari dalam proses belajar dan mengajar.”
“Salah satu tugas guru adalah membimbing seorang murid. Membimbing berarti mengarahkan siswa-siswi yang mempunyai kemampuan kurang, sedang dan tinggi. Guru harus memahami masing-masing siswa-siswinya dari kondisi fisik dan psikisnya agar mampu melaksanakan pembelajaran dengan sebaik-baiknya. Dalam proses bimbingan, guru menyatu dalam jiwa siswanya. Tidak boleh ada sifat egois atau memaksakan kehendak dengan tujuan agar pengajaran cepat sesuai dengan target waktu. Akan tetapi guru dituntut untuk menghargai kemampuan siswa siswinya dengan tidak melupakan batasan waktu,” ujar Anis Afrilina, S.Pd yang tak Cuma cantik tapi juga jago Matematika ini.
Tidak hanya murid yang belajar, guru pun juga belajar. Hal ini sejalan dengan Ahmad wahyudi, S.T guru PKWU yang juga wirausahawan yang beranggapan bahwa guru harus terus menambah ilmu yang sebanyak-banyaknya sehingga bisa menjadi guru yang professional. Guru yang baik dan selalu mengikuti perkembangan zaman. Meskipun disibukkan dengan usaha percetakannya, Pak Yudi, sapaan akrabnya selalu berusaha untuk memberikan yang terbaik untuk Es Em An Nor. “Untuk menciptakan rasa keterikatan emosional antara guru dan guru, guru dan siswa, siswa dengan siswa, maka saya berusaha memupuk kekeluargaan didalam sekolah, sehingga akan tercipta kerukunan di lingkungan sekolah, saling menghormati dan berusaha memberi pengertian kepada siswa bahwa di dalam sekolah itu ibarat sebagai keluarga besar, bapak-ibu guru adalah orang tua mereka bila berada di sekolah, sehingga siswa dapat menghormati gurunya, dan saya akan berusaha memberi suri tauladan untuk siswa baik dari urusan intelektual maupun spiritual. Sehingga anak-anak menganggap kita sebagai guru sekaligus orang tua yang selalu membimbing dan mengayomi mereka,” ujar guru yang motto hidupnya “YANG PENTING BAHAGIA”.
Setelah lulus PPPK Tahap I ini, Nanjim SE, guru mata pelajaran Sosiologi dan Ekonomi di Es Em An Nor berkomitmen untuk menguasai kompetensi guru yang meliputi kompetensi pedagogik, sosial, kepribadian dan profesional. Pak Nanjim memiliki segudang pengalaman yang pastinya sangat dibutuhkan untuk memajukan Es Em An Nor, tak hanya jago silat dan menjadi pelatih di perguruan Pagar Nusa Bangilan, Pak Nanjim ternyata adalah ketua RT di desanya. Salut!
Menjadi guru yang membuat siswanya menjadi nyaman, semangat belajar dan betah dalam kelas dan terus belajar mencoba berbagai metode pembelajaran tuntutan abad 21 agar pembelajaran di kelas menjadi hidup adalah orientasi pelayanan yang Bu Lia (sapaan Lia Ni’matul Maula A., S.Pd.Gr) coba wujudkan saat lulus PPPK tahap I ini.
Sebagai guru yang sudah bersertifikat pendidik tentunya hal ini bukanlah hal yang mustahil untuk Bu Lia lakukan demi memajukan Es Em An Nor tercinta. Sebagai wakil kepala sekolah urusan kesiswaan Bu Lia juga punya program-program menarik dan kekinian, "Menghidupkan kegiatan-kegiatan siswa yang sesuai dengan gaya kekinian(anak jaman now) dengan tetap mempertahankan unsur mendidik di dalamnya. Contoh melalui program OSIS, tiktok, chalenge, vlog kaitannya dengan digitalisasi dan melalui program OSIS ke depan meningkatkan kegiatan siswa melalui seminar-seminar tutor sebaya membuat pelatihan pembuatan kerajinan dari barang bekas, kerjasama dengan pihak luar dsb,” ujarnya.
Maris Anggraeni, S.H guru PPKn yang juga berdomisili di Kecamatan Senori ini berujar, “Seorang guru yang baik tidak akan bisa menegakkan disiplin kepada siswanya jika dirinya tidak disiplin. Artinya agar guru dapat menanamkan kesadaran dan nilai-nilai akan arti pentingnya disiplin kepada siswa terlebih dahulu guru harus membiasakan dirinya taat dan patuh kepada ketentuan dan peraturan yang berlaku.” Maka Bu Maris juga menambahkan untuk berkomitmen terhadap pelaksanaan tugas. Seorang guru yang baik masuk kelas tepat waktu dan mengakhiri jam sesuai dengan waktu yang ditentukan dan perilaku atau kegiatan yang akan menunjukkan disiplin seorang guru.
Dedikasi dan semangat guru yang sangat tinggi ini pun di amini dan diapresiasi oleh Hidayat R selaku Plt. Kepala SMA Negeri 1 Senori. Menurut beliau, “Kita sebagai Pendidik seharusnyalah dalam mendidik para siswa menggunakan pendekatan Diantara Rukun Shalat. Ada Takbiratul Ikhram, Rukuk dan Sujud. Ketika kita menjadi Pendidik , maka gunakan minimal cara Rukuk syukur bisa dengan Sujud artinya Pendekatan pertama dalam metode mendidik Takbiratul ikhram. Pikiran masih lebih dominan dari pada Hati, seorang pendidik masih idealis pemahaman sikon anak kurang diperhatikan. Yg kedua metode Rukuk, pendidik diharapkan minimal mengunakan metode Rukuk, antara pikiran dan hati seimbang selaras, mengunakan sikon dan pertimbangan khusus dalam menangani anak didik, nach yang metode 3 ini luar biasa. Hati lebih di kedepankan dari pikiran dalam paradigma sekarang istilah mendidik dengan Memanusiakan Manusia. Ini juga sangat relevan dgn Ajaran Dorothy Law yg ke 5 dan seterusnya.”
Juga menurut Pujangga ternama KAHLIL JIBRAN, yakni :
Dengan Agama Hidup menjadi Terarah,
Dengan Ilmu Hidup menjadi Mudah , dan
Dengan Seni Hidup menjadi Indah
Dalam menggali sumber saya dan potensi- potensi siswa adalah sbb;
Dari pantauan awak media bahwa tentram, aman, nyaman, rapi dan menyenangkan, ini adalah kalimat yang pas untuk menggambarkan suasana lingkungan belajar di Es Em An Nor.
Sebelum KBM berlangsung, mulai dari kehadiran siswa di pintu gerbang sekolah akan disambut dengan petugas keamanan beserta bapak/ibu guru dengan ramah dan penuh kehangatan. Hal ini menggambarkan suasana kekeluargaan yang penuh hangat yang pada akhirnya berpengaruh terhadap suasana hati siswa Es Em An Nor.
Dilanjutkan dengan pemeriksaan kedisiplinan, mulai dari pemeriksaan atribut seragam dan sepatu. Kerapihan, salah satu bagiannya adalah memasukkan baju bagi siswa.
Dijumpai awak media, Waka Kesiswaan Es Em An Nor Lia Ni'matul Maula A, S.Pd,Gr mengatakan, tak bosan-bosannya bapak ibu guru akan mengingatkan kepada siswanya untuk mengatur parkir sekolah sesuai dengan tempat yang disediakan berdasarkan jenjang kelasnya. Hal ini terus dilakukan agar menjadi pembiasaan yang positif bagi siswa, dengan harapan ke depan akan menjadi life style dari peserta didik itu sendiri dalam kehidupannya sehari-hari bahkan kelak di tempat kerjanya.
"Hukuman bagi siswa yang terlambat datang ke sekolah tetap berlaku, tentunya dengan sesuatu yang mendidik. Adakalanya hukuman tersebut berupa menulis kalimat taubah sebanyak satu halaman, berdzikir asmaul husna atau bahkan merapikan kendaraan yang kurang rapi. Dan setelah selesai, atas ijin dan berbekal surat ijin masuk kelas dari guru piket siswa yang melanggar akan dapat kembali melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelasnya masing-masing," ujarnya.
Sepulang sekolah setiap harinya selama suasana pembelajaran di tengah pandemi ini, kegiatan ekstrakurikuler diadakan setiap pulang sekolah dengan berbagai macam kegiatan yang akan menampung bakat dan minat siswa. Mulai dari ekstrakurikuler Silat, Pramuka, Mengaji, Band, Seni Musik Hadroh,Tata Boga, Kopasus, Tari dan Pramuka.
Dia pun mengungkapkan pada awal bulan Oktober ini telah dilaksanakan Pemilihan Ketua dan Wakil Ketua OSIS Es Em An Nor periode 2021-2022 yang diikuti oleh 3 pasangan calon (paslon). Dari 180 hak suara yang digunakan, paslon nomor 2 meraih kemenangan telak sebanyak 136 poin. Hal ini sudah bisa diprediksi dari awal mereka melakukan serangkaian kampanye terbuka di kelas-kelas dan pada sesi debat Paslon nomor 2 mendapatkan sorakan dan teriakan kemenangan dari para pendukungnya, pungkasnya.
Sekolah menyenangkan menjadi sebuah mimpi oleh founder GSM M. Rizal Nur, Ph.D di Jogya, yakni:
1. Perubahan tidak hanya diimpikan, tetapi dikerjakan
2. Berubah, berbagi dan kolaborasi
3. Fitrah manusia adalah sebagai pembelajar alami, tidak hanya berfikir tapi juga merasakan. Proses belajar alami di sekolah diseragamkan dan ini yang membunuh curoisitas peserta didik yang telah memiliki natural learning
4. Adakah siswa kita mau bertanya? Alasannya banyak lost kontak ketika ditanya gurunya. Tapi di luar negeri banyak yang bertanya dan saat bertanya semua terdiam, inilah karakter yang harus dibiasakan
5. Dunia kerja diciptakan untuk memenuhi kebutuhan manusia.
6. Kemampuan berimajinasi yang berakibat manusia mampu memprediksi, selanjutnya mampu berinovasi dan menghasilkan karya dan teknologi, bukan dari nilai, kepatuhan dan konten kurikulum
7. Kompetisi yang terjadi selama ini adalah inovasi yang bertujuan mengalahkan diri sendiri dan mengalahkan orang lain serta target yang diharapkan mampu diselesaikan sendiri. Dilakukanlah dan jika tidak bisa dilakukan maka pilihannya adalah dengan kolaborasi. Kompetisi yang terjadi di sekolah adalah sebagai target capaian yang harus dipenuhi
8. Cek peneliti RISE untuk pendidikan Indonesia
9. Buat sekolah menyenangkan dengan segala kebijakan yang lebih mendukung skill teacher
10. Revolusi ilmiah muncul akibat rasa ingin tahu (curoisitas), manusia renaisance itu adalah makhluk yang selalu berevolusi pada dasarnya ingin tahu. Orang itu bukan pintar yang dimaksud tapi bijaksananya dalam memecahkan masalah. Era Walisongo, orang pintar adalah orang yang bijaksana
11. Dunia pendidikan harus menuntun 4 konsep berikut: ini yang dimaksud dengan sekolah menyenangkan, Ki Hajar Dewantara menginspirasi bahwa sekolah itu seperti taman. Pendidikan itu membangun pengalaman batin bukan untuk menghapal untuk menjadi patuh pada aturan, tujuan pendidikan ada 3: selamat, bahagia dan manfaat. Project best learning disesuaikan dengan kondisi lingkungan. Kodrat anak itu bermain, maka proses pendidikan itu harus ada permainan agar abstrak thinking juga bermain dan menggali
12. Kemampuan otak mengolah otak untuk mengaitkan fakta menjadi fakta baru dan ini sangat berat, tetapi dengan permainan diharapkan menjadi lebih mudah
13. SMK itu harus seperti bengkel, GSM laporan ke pemerintah dan kurikulum sendiri
14. Sekolah menyenangkan itu adalah yang bisa dirasakan bukan dilihat, ada harmonisasi, kolaborasi, dan terus bergerak. Penelitian tentang kesuksesan orang, ternyata dunia persekolahan harus menanamkan GREAT (memiliki pasion dan daya juang tinggi): Bangun interest yang disukai anak-anak; Bangun kebersamaan hidup (tujuan yang lebih besar dari dirimu), ilmu bisa dipakai untuk banyak orang bukan untuk diri sendiri; lakukan latihan yang benar, diberi feedback, refleksi dan tantangan; Bangun harapan: bangun apa yang belum terwujud, misal kemerdekaan, buatlah diri anak merdeka dengan segala keinginan dan kemampuannya yang menuju kondisi positif karena dia melihat masa depan lebih berpeluang menuju kesuksesan. Apakah sekolah kita sudah melakukan dan bukan membangun kepatuhan? Ini merupakan perubahan mindset yang harus dibangun dan diubah karena tidak bisa digantikan oleh alat lain karena bukan metodologi.
(Bangun P; Koord. IT & Media Komnasdik Jatim dan Ketua Komnasdik Tuban)