Minggu, 18 Mei 2025

Pemkab Bojonegoro Beri Santunan Keluarga Korban Laka Tawangmangu, Kirim 4 Mobil Jenazah dan 3 Ambulans Jemput Korban




Bojonegoro, MCE - Pemerintah Kabupaten Bojonegoro menyerahkan santunan kepada keluarga korban kecelakaan lalu lintas (laka lantas) mobil ELF di Tawangmangu. Bantuan diserahkan langsung oleh Wakil Bupati Nurul Azizah, Minggu (18/5/2025) dini hari di kediaman keluarga korban, di Kecamatan Padangan. Santunan ini sebagai tali asih kepada keluarga yang ditinggalkan agar diberi ketabahan dan kekuatan. Pemkab juga menurunkan empat mobil jenazah dan tiga ambulans untuk membantu evakuasi korban.


Saat menyerahkan santunan, Wakil Bupati Nurul Azizah didampingi Kepala Dinas Kesehatan dan Kalaksa Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD). Wakil Bupati menyampaikan bela sungkawa mendalam atas nama Bupati Bojonegoro dan Pemerintah Kabupaten Bojonegoro. 


"Kita mendoakan agar seluruh korban yang meninggal dunia diterima di sisi-Nya dan keluarga yang ditinggalkan diberikan ketabahan," ujarnya. 


Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bojonegoro Ninik Susmiati menjelaskan, pihaknya telah mengerahkan empat mobil jenazah dan tiga ambulance. "Kami mengirimkan mobil jenazah untuk 4 (empat) korban meninggal yaitu mobil jenazah dari RSUD Sosodoro Djatikoesoemo, RSUD Sumberrejo, RSUD Kepohbaru dan RS Aisyah. Penjemputan jenazah dari RSUD Karanganyar diantar ke rumah duka," jelasnya. 


Selain itu, lanjut Ninik, Pemkab juga mengirimkan 3 (tiga) ambulance untuk menjemput korban luka rawat jalan yang dirawat di RSUD Karanganyar yaitu ambulance dari Siaga Bro PSC 119, RSUD Padangan dan Puskesmas Padangan. 


"Satu orang dirujuk ke RSUD Moewardi Solo dengan pembiayaan dari Jaminan Kesehatan Nasional (BPJS Kesehatan) termasuk juga pembiayaan untuk korban rawat jalan. Pemkab Bojonegoro juga membiayai pemulasaraan jenazah bagi korban meninggal," tambahnya.


Dalam sambutannya Ibu Wabup mengimbau kepada masyarakat yang akan melakukan perjalanan agar mempersiapkan dengan baik agar perjalanan lancar, aman dan selamat. 


"Terlebih, akhir-akhir ini intensitas hujan cukup tinggi sehingga potensi bencana alam meningkat. Seperti bencana banjir, tanah longsor, pohon tumbang dan jalanan licin. Jadi harus ekstra hati-hati dan butuh persiapan yang matang," imbaunya. 


Perlu diketahui, kecelakaan tunggal yang menewaskan lima orang tersebut terjadi di jalur Magetan-Tawangmangu. Tepatnya di Desa Gondosuli, Kecamatan Tawangmangu, Kabupaten Karanganyar. Rombongan hendak menuju tempat wisata Air Terjun Jumog di Ngargoyoso.


Sesampai di wilayah Gondosuli, kendaraan yang mereka tumpangi diduga mengalami rem blong. Akibat kejadian tersebut, lima orang dinyatakan meninggal dunia di RSUD Karanganyar. Mobil ELF dengan nomor polisi S-7338-AA yang dikemudikan Heri Purwanto membawa penumpang 15 orang dewasa dan 2 anak-anak. Terdiri atas rombongan warga asal Kecamatan Padangan Kabupaten Bojonegoro, dan warga asal Cepu Kabupaten Blora. (bp).

Sehari Kerja Bareng Bupati, Damar Siswa SMAN 4 Bojonegoro dapat Ilmu Berharga soal Kepemimpinan dan Pelayanan Publik




Bojonegoro, MCE - Tak semua pelajar mendapat kesempatan langka untuk "bekerja" bersama kepala daerah. Namun itulah yang dialami Damar Agi Ramadhan Putra, siswa SMAN 4 Bojonegoro, yang terpilih mengikuti program PEKERTI (Penake Kerja Bareng Bupati), sebuah inisiatif edukatif yang diusung Bupati Bojonegoro, Setyo Wahono.


Damar memulai perjalanannya dalam program ini dengan rasa minder. Kegiatannya sehari-hari yang lebih banyak berkutat pada dunia tulis-menulis dan kegiatan belajar di kelas membuatnya merasa kurang percaya diri ketika harus mengikuti aktivitas Bupati yang melibatkan banyak interaksi publik.


“Awalnya saya minder mengikuti PEKERTI, karena program ini kan mengikuti kegiatan Bupati secara langsung. Saya ragu apakah saya bisa terpilih, sedangkan saya cenderung terbiasa dengan kegiatan seperti menulis dan membaca. Kalau di depan kamera seperti vlog, masih merasa kaku,” ungkapnya jujur saat berbincang bersama Bupati Wahono.


Namun, justru dari keraguan itulah Damar menemukan pelajaran penting. Ia harus memiliki keberanian untuk keluar dari zona nyaman bisa membuka pintu pengalaman luar biasa.


Program PEKERTI bukan hanya membuka ruang bagi siswa untuk mengenal langsung kerja Kepala Daerah, tetapi juga menjadi wadah pengembangan karakter, kepemimpinan, dan komunikasi. Saat bertemu pertama kali dengan Bupati, Damar tidak bisa menyembunyikan kegembiraannya, ia disambut dengan hangat. Ia pun mengikuti berbagai kegiatan resmi Bupati, mulai sosialisasi Koperasi Merah Putih yang digelar oleh Dinas Perdagangan, Koperasi, dan Usaha Mikro, KUSUMO dan Bupati Medhayoh di Desa Semambung Kecamatan Kanor.


Dalam kesempatan tersebut, Bupati Setyo Wahono memberikan pesan yang membekas di benak Damar. “Jika mau sukses, harus bisa berkomunikasi dengan baik. Belajar tidak hanya dimaknai belajar melihat dan mendengar, tapi harus belajar berkomunikasi agar memiliki banyak pengalaman. Karena, ilmu yang paling berarti bagi hidup adalah pengalaman,” tegasnya.

Bagi Damar, kata-kata tersebut menjadi dorongan kuat untuk lebih berani dan terbuka terhadap tantangan baru.


Sebelum berangkat, Kepala SMAN 4 Bojonegoro, Shofwan Hidayat, secara resmi melepas Damar dengan doa dan harapan besar. “Dengan ucapan Bismillahirrohmaanirrohim, kami melepas Damar untuk ikut bekerja bareng Pak Bupati. Semoga ilmunya bisa ditularkan kepada kakak dan adik kelas,” tuturnya dengan penuh haru.


Kini, Damar pulang dengan lebih dari sekadar cerita. Ia kembali membawa segudang pengalaman, wawasan baru, dan semangat yang membara untuk dibagikan kepada teman-teman di sekolah. Dari seorang siswa yang sempat merasa minder, kini Damar tumbuh menjadi pribadi yang lebih percaya diri dan berani bermimpi besar. Kesempatan langka untuk bekerja sehari bersama Bupati tidak hanya membuka matanya terhadap dunia kepemimpinan dan pelayanan publik, tetapi juga memotivasinya untuk terus belajar, berkembang, dan memberi dampak positif bagi lingkungan sekitarnya.


Pengalaman ini menjadi bukti bahwa setiap anak muda memiliki potensi besar untuk bersinar, asalkan diberi ruang, kepercayaan, dan kesempatan, seperti yang diperoleh Damar melalui PEKERTI. Damar adalah satu dari banyak generasi muda masa depan Bojonegoro yang siap menjadi agen perubahan — dan kisahnya adalah pengingat bahwa masa depan bangsa dimulai dari keberanian untuk bermimpi dan kemauan untuk belajar. (erte).

Sabtu, 17 Mei 2025

Polres Lumajang Dukung Pelatihan Keprotokolan Pramuka, Tingkatkan Kedisiplinan Generasi Muda




Lumajang, MCE – Polres Lumajang menunjukkan dukungannya terhadap pembinaan generasi muda melalui Gerakan Pramuka. Ps. Kanit Binpolmas Polres Lumajang hadir dalam Pelatihan Keprotokolan 2025 yang diselenggarakan oleh Kwartir Cabang (Kwarcab) Gerakan Pramuka Kabupaten Lumajang di Aula Sanggar Bakti Pramuka Kwarcab Lumajang pada Sabtu (17/5/2025).


Kegiatan ini dihadiri oleh perwakilan dari Kwartir Ranting se-Kabupaten Lumajang, Dewan Kerja Ranting (DKR), pimpinan satuan karya pramuka tingkat cabang, pimpinan satuan komunitas pramuka tingkat cabang, serta Pimpinan Keprotokolan Pemerintah Kabupaten Lumajang.


Dalam kesempatan tersebut, Ps. Kasat Binmas Polres Lumajang, Iptu Irdani Isma, yang dihubungi secara terpisah, menyampaikan apresiasinya terhadap kegiatan pelatihan keprotokolan ini. 


Iptu Irdani menekankan bahwa pemahaman dan penerapan protokoler memiliki peran penting dalam membentuk karakter disiplin dan tertib pada generasi muda, khususnya anggota Pramuka.


"Kami dari Polres Lumajang sangat mendukung kegiatan-kegiatan positif seperti pelatihan keprotokolan ini. Dengan memahami aturan dan tata cara protokoler, adik-adik Pramuka akan terlatih untuk lebih disiplin, menghargai aturan, dan memiliki jiwa kepemimpinan yang baik," ujar Iptu Irdani.


Lebih lanjut, Iptu Irdani berharap pelatihan ini dapat memberikan bekal yang bermanfaat bagi para peserta dalam berbagai kegiatan yang akan mereka ikuti, baik di lingkungan Pramuka maupun di masyarakat luas. 


Ia juga menyampaikan komitmen Polres Lumajang untuk terus bersinergi dengan Kwarcab Gerakan Pramuka Kabupaten Lumajang dalam upaya pembinaan karakter generasi muda.


"Kami berharap ilmu yang didapatkan dalam pelatihan ini dapat diimplementasikan dalam setiap kegiatan Pramuka dan menjadi contoh positif bagi lingkungannya. Polres Lumajang siap mendukung setiap langkah positif dalam memajukan generasi muda di Kabupaten Lumajang," pungkasnya.


Pelatihan Keprotokolan 2025 ini diharapkan dapat meningkatkan pemahaman dan kemampuan anggota Pramuka Kabupaten Lumajang dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan dengan tata cara yang benar dan terstruktur, sehingga mampu menumbuhkan rasa hormat, tanggung jawab, dan kedisiplinan. (fyan). 

Ranu Kumbolo Menanti, BB TNBTS Ajak Pendaki Jadi Mitra Penjaga Alam




Lumajang, MCE - Harapan para pecinta alam untuk kembali menyapa keindahan Gunung Semeru akhirnya terwujud. Melalui surat pengumuman Nomor: PG.9/T.8/BIDTEK/KSA.5.1/B/05/2025, Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (BB TNBTS) menyatakan bahwa jalur pendakian Gunung Semeru resmi dibuka kembali mulai 18 Mei 2025, dengan batas akhir pendakian hingga Ranu Kumbolo.


Pembukaan ini merupakan hasil pertimbangan matang dari pihak berwenang setelah status aktivitas Gunung Semeru ditetapkan pada Level II (Waspada) oleh Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG). Momen ini bukan hanya sekadar pembukaan akses wisata, melainkan momentum untuk menumbuhkan kesadaran baru dalam berwisata alam yang bertanggung jawab dan mencintai lingkungan.


“Setiap pendaki kini wajib mendaftar secara online melalui situs resmi https://bromotenggersemeru.id paling lambat dua hari sebelum pendakian,” terang Kepala BB TNBTS, Rudijanta Tjahja Nugraha saat dikonfirmasi melalui telepon selulernya, Sabtu (17/5/2025).


Menurutnya, dengan kuota 200 orang per hari dan durasi pendakian 2 hari 1 malam, seluruh pendaki juga diwajibkan mengikuti Standar Operasional Prosedur (SOP) Pendakian demi menjamin keselamatan dan kelestarian alam.


Langkah ini sejalan dengan amanat Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 2024 dan Keputusan Menteri Kehutanan RI Nomor 2 Tahun 2024, yang menegaskan pentingnya pengelolaan kawasan konservasi berbasis keadilan tarif dan perlindungan ekosistem.


"Pendakian Gunung Semeru kini dikategorikan sebagai kunjungan taman nasional kelas II, sebuah pengingat bahwa petualangan alam tidak lepas dari tanggung jawab pelestarian," terang dia.


Lebih dari sekadar mendaki, pembukaan jalur Semeru adalah panggilan untuk mendidik diri menjadi wisatawan bijak, memberdayakan komunitas lokal, mencerahkan cara pandang terhadap pentingnya konservasi, dan memupuk nasionalisme melalui kecintaan pada warisan alam negeri ini.


"Mari mendaki dengan hati, menapak dengan bijak, dan pulang membawa nilai," ajaknya. (fyan).

Jumat, 16 Mei 2025

Kembali, Bangun Terima Advokasi Ijasah Alumni Siswa SMPN 2 Padangan Kabupaten Bojonegoro




Bojonegoro, MCE - Kembali Bangun Purnomo Koordinator IT & Media Komisi Nasional Pendidikan (Komnas Pendidikan) Jawa Timur terima advokasi ijasah alumni murid SMPN 2 Padangan Kabupaten Bojonegoro akibat memiliki tanggungan kurang membayar komite sebesar 600 ribu rupiah. Jumat (16/5/2025).



Dikatakan oleh wali murid bahwa ijasah anaknya masih di SMPN 2 Padangan Kabupaten Bojonegoro lantaran masih memiliki tanggungan uang gedung kurang lebih 600 ribu rupiah. 


"Pernah waktu itu saya meminta foto copy dan legalisir guna persyaratan anak saya mau ujian di sekolah selanjutnya tetapi disuruh membayar dan saya beri 50 ribu rupiah. Serta pihak sekolah juga menanyakan untuk pembayaran pengambilan ijasah anaknya.



Kepada Bangun, ibu ini menceritakan bahwa suaminya sudah meninggal dunia. Jangankan untuk membayar biaya pendidikan sedangkan untuk keperluan kebutuhan sehari-hari saja sangat susah, ujarnya.



Keluhan ibu ini sebenarnya sama seperti sebelum-sebelumnya tidak asing terdengar. Bangun berjanji akan secepatnya menindaklanjuti. Sabar ibu mungkin ini sudah menjadi takdir saya untuk terus mengeluarkan ijasah guna membantu yang lemah. (erte).

Target Penurunan Stunting 2025 Capai 14 Persen, Wabup Tuban: Perlu Upaya Bersama

 



TUBAN, MCE – Pemkab Tuban memberikan perhatian serius terkait upaya penurunan stunting di Kabupaten Tuban. Pencegahan dan Percepatan Penurunan Stunting (PPPS) menjadi program prioritas Pemkab Tuban yang selaras dengan program Pemprov dan pemerintah pusat.


 


Wakil Bupati Tuban, Drs. Joko Sarwono memimpin rapat koordinasi pelaksanaan Pencegahan dan Percepatan Penurunan Stunting (PPPS) Kabupaten Tuban, Jumat (16/05). Berlokasi di Gedung KORPRI Tuban, rakor kali ini diikuti pimpinan OPD terkait, Ketua dan jajaran TP PKK Tuban, Kepala Puskesmas se-Kabupaten Tuban.


 


Wabup Tuban, Joko Sarwono mengungkapkan rakor ini merupakan bagian dari upaya serius Pemkab Tuban dalam menurunkan angka stunting secara signifikan dan berkelanjutan. Adapun output rapat berupa rencana aksi pencegahan dan percepatan penurunan stunting. Rencana aksi tersebut melibatkan lintas sektoral sehingga diperlukan penyusunan program konvergen. Kebijakan yang diambil serta anggaran yang digunakan bisa lebih efektif dan efisien.


 


Wabup Tuban menyatakan Pemkab Tuban menargetkan penanganan stunting dapat tuntas dalam kurun waktu 3 tahun mendatang. “Pada tahun 2025 ini, ditargetkan dapat turun menjadi 14 persen dari yang semula 17,8 di tahun 2023 lalu. Karena sampai saat ini angka stunting 2024 belum dirilis pusat,” jelasnya.


 


Pasca rakor ini, Tim Percegahan dan Percepatan Penurunan Stunting (TPPPS) akan melakukan rembuk stunting mulai dari tingkat desa. Selain itu, juga akan disusun analisa situasi di tiap kecamatan. Locus pelaksanaan PPPS di tingkat Posyandu. Sehingga didapatkan data holistik hingga tingkat terkecil.


 


Mantan Kepala Bappeda Tuban ini menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektor dan peran aktif semua pemangku kepentingan dalam menangani permasalahan stunting. Ia menyebutkan bahwa penurunan angka stunting memerlukan sinergi antara sektor pendidikan, infrastruktur, sosial, serta peran masyarakat.


 


"Pencegahan dan percepatan penurunan stunting harus dilakukan secara holistik dan terintegrasi. Ini adalah tugas kita bersama, karena menyangkut masa depan generasi penerus Tuban," tegas Wabup.


 


Di samping itu, guna memaksimalkan program penanganan Stunting perlu melibatkan pemerintah desa, kader posyandu, kader kesehatan, dan keluarga. Monitoring dan evaluasi perlu harus dijalankan secara berkala dengan mempertimbangkan data yang muncul. Mulai dari data jumlah anak, ibu hamil, data prevalensi, hingga data hasil posyandu. (bp).

Indeks Ketimpangan Gender Tuban Turun Konsisten Selama 5 Tahun Terakhir


 


Tuban, MCE - Ketimpangan gender di Kabupaten Tuban menunjukkan penurunan signifikan dalam kurun satu tahun terakhir. Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Tuban mencatat nilai Indeks Ketimpangan Gender (IKG) tahun 2024 sebesar 0,213, turun tajam dari angka 0,359 pada tahun 2023.


 


Terkait hal tersebut, Statistisi Ahli Madya BPS Kabupaten Tuban, Suzatmo Putro mengungkapkan bahwa penurunan ini mencerminkan perbaikan nyata dalam tiga dimensi utama penyusun IKG, yakni kesehatan reproduksi, pemberdayaan, serta partisipasi perempuan di pasar tenaga kerja.


 


“IKG berkisar antara 0 hingga 1. Semakin mendekati nol, artinya ketimpangan gender semakin kecil. Capaian tahun ini menunjukkan kesetaraan gender di Tuban terus membaik,” ujar Momo sapaan Suzatmo, Jumat (16/7).


 


Untuk diketahui, capaian IKG Kabupaten Tuban tahun 2024 berada di bawah rata-rata IKG Provinsi Jawa Timur yang tercatat sebesar 0,347. Posisi ini menunjukkan bahwa kesetaraan gender di Tuban lebih baik dibandingkan rata-rata provinsi.


 


Selain itu, berdasarkan tren lima tahun terakhir, IKG Tuban terus mengalami penurunan. Pada 2019, IKG berada di angka 0,511. Nilai tersebut terus menurun menjadi 0,501 pada 2020, 0,494 pada 2021, 0,417 pada 2022, dan 0,359 pada 2023, hingga akhirnya mencapai 0,213 pada 2024. Penurunan konsisten ini mencerminkan kemajuan dalam pengurangan ketimpangan gender di berbagai sektor.


 


Dalam dimensi kesehatan reproduksi, tutur Suzatmo, akses layanan kesehatan maternal semakin baik. Proporsi perempuan usia 15–49 tahun yang melahirkan di luar fasilitas kesehatan (MTF) hanya sebesar 0,002. Sementara itu, proporsi perempuan yang melahirkan anak pertama pada usia di bawah 20 tahun tercatat sebesar 0.251 . Angka ini menunjukkan bahwa sebagian perempuan memasuki peran sebagai ibu di usia muda, yang meskipun bukan hal luar biasa, tetap memerlukan perhatian bersama agar didukung dengan edukasi dan layanan kesehatan yang memadai.


 


Selanjutnya, pada aspek pemberdayaan, perbedaan capaian antara laki-laki dan perempuan masih terlihat. Sebanyak 33,11 persen penduduk laki-laki usia 25 tahun ke atas telah menyelesaikan pendidikan minimal SMA, sementara perempuan mencapai 23,43 persen. Di bidang politik, keterlibatan perempuan tercatat sebesar 22 persen dalam lembaga legislatif, yang menunjukkan ruang yang masih terbuka lebar untuk mendorong partisipasi lebih setara ke depannya.


 


“Dari data tersebut, keterwakilan perempuan di legislatif Kabupaten Tuban meningkat dari 14 persen pada 2019-2023 menjadi 22 persen pada 2024, sehingga jarak partisipasi gender di legislatif makin mengecil,” terangnya.


 


Sementara itu, partisipasi perempuan dalam pasar kerja menunjukkan kemajuan. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) perempuan mencapai 59,41 persen, mendekati capaian laki-laki sebesar 89,92 persen. Meskipun masih ada selisih, tren ini menunjukkan bahwa perempuan di Tuban semakin aktif dalam dunia kerja.


 


Penurunan IKG yang signifikan di Tuban dalam setahun terakhir menunjukkan bahwa berbagai upaya pembangunan yang inklusif dan responsif gender mulai menunjukkan hasil. Meski demikian, sejumlah tantangan masih harus dihadapi, khususnya dalam meningkatkan pendidikan perempuan dan menekan angka kehamilan usia dini. (bp).

Berita Terbaru

Kategori